Beberapa Kesalahan dalam Ibadah Umroh
Ada banyak pahala dan keutamaan ibadah umroh sehingga para jamaah berlomba-lomba ibadah umroh. Bakhan jamaah umroh tak sadar melakukan hal-hal di luar ketentuan yang telah di contohkan Rasulullah.
Jangan sampai ibadah umroh kita sia-sia karena tidak paham pengertian umroh dengan baik dan terjerumus dalam kesalahan atau bid’ah.
1. Doa akan langsung dikabulkan bila kita berdoa di seputar Ka’bah
Hal ini tidak benar karena tidak ada bukti syariat. Meskipun Anda menemukan hadist yang mengatakan hal ini, maka hadist ini tergolong lemah atau dhaif. Seorang ulama Syaikh Saad Al Humaid berkata bahwa pendapat yang mengatakan hal tersebut tidak benar karena ibadah harus berdasarkan bukti-bukti yang shahih dan tidak ambigú dan Allah tahu yang terbaik.
2. Mencium batu Hajar Aswad dan berhenti di pertengahan thawaf
Momen mencium batu Hajar Aswad adalah sunnah yang indah dan menjadi kehormatan bagi orang yang dapat melakukannya. saking banyaknya orang yang ingin memciumnya, banyak orang yang ingin menyentuh serta menjangkaunya pun tidak bisa.
Padahal mencium batu Hajar Aswad seperti ini dapat menyebabkan ketidaknyamanan para jamaah. Jamaah umroh atau haji yang lain terpaksa berhenti mendadak di tengah lingkaran jutaan jamaah yang terus bergerak. Tidak hanya akan terjadi tabrakan namun bisa menyebabkan jamaah terdesak dan jatuh diinjak-injak jutaan jamaah lain.
Rasulullah SAW tidak memerintahkan melakukan hal tersebut ketika terjadi kerumunan jamaah atau dalam kondisi jamaah jumlahnya membludak. Dengan hanya melambaikan tangan dari jauh di luar kerumunan sambil berkata “Allahu Akbar”
3. Berdoa dengan suara keras dan serempak
Dalam beberapa kelompok, bisa jadi mereka membaca doa dengan lantang dan bersama-sama. Padahal hal ini dapat menyebabkan jamaah lain tidak khusyuk.
Lebih baik bila Anda membaca doa dengan suara pelan atau bahkan dalam hati. sehingga Anda lebih fokus dengan doa yang Anda baca, baik doa dalam bahasa Arab atau bahasa lain yang Anda pahami.
Lebih baik Anda membaca doa yang Anda pahami maknanya daripada tidak. Jangan sampai Anda salah dalam mengucapkan doa karena mengikuti orang lain yang bersuara keras dan lantang.
4. Membaca doa- doa tertentu setiap kali putaran thawaf
Beberapa orang ada yang membaca doa-doa tertentu di setiap putaran thawaf. Doa yang dibaca antara putaran kesatu, kedua dan seterusnya berbeda-beda. Bahkan mereka membuat buku panduan yang harus dihafalkan oleh jamaah.
Padahal hal tersebut tidak tercantum dalam syariat. Nabi Muhammad SAW sendiri tidak mencontohkan kepada umatnya untuk membaca doa-doa tertentu di setiap putaran thawaf.
Kita boleh membaca doa apa saja yang kita mampu dan hafal. Doa yang nabi baca selama thawaf adalah ketika beliau telah sampai di akhir lintasan antara Rukun Yamani dan batu Hajar Aswad. beliau membaca Rabbanaa aatina fid dunya hasanatan wa fil aakhirati hasanah wa qinaa adzaa bannaar yang berarti Ya Tuhanku berikanlah aku kebaikan di dunia dan akhirat dan jauhkanlah aku dari api neraka.
5. Menyentuh Ka’bah, Masjidil Haram, atau Masjid Nabawi agar mendapat berkah
Banyak orang yang menyentuh Ka’bah atau makam Nabi Ibrahim karena menganggap akan mendapatkan berkah karenanya. Padahal ini tidak benar dan dapat dianggap sebagai musyrik. Karena berkah hanya datang dari Allah SWT dan syafaat hanya dari Nabi Muhammad SAW.
Dengan melalui amalan ibadah sesuai yang telah contohkan oleh Nabi Muhammad SAW. Bukan melalui tindakan menyentuh, mencium bagian-bagian dari Ka’bah seperti batu Hajar Aswad dan Rukun Yamani serta masjid-masjid seperti Masjidil Haram dan Masjid Nabawi.
6. Melakukan sholat 40 rakaat di Masjid Nabawi Madinah
Tidak ada kewajiban yang menyatakan harus mengerjakan sholat 40 rakaat di tempat tersebut. Bila Anda mampu melakukannya, tidak apa-apa. Karena semakin banyak ibadah yang Anda lakukan Insya Allah akan memberikan Anda lebih banyak pahala bila ikhlas menjalankannya karena Allah dan sesuai dengan syariat.
Kalaupun ada hadist yang mengatakan bahwa dengan melakukan sholat 40 rakaat di Masjid Nabawi akan terbebas dari api neraka, selamat dari siksaan dan terbebas dari kemunafikan, hadist ini adalah dhaif atau lemah.
Tidak pernah ada batasan berapa hari atau jam, jamaah dapat tinggal di masjid tersebut, namun bila hanya dalam waktu singkat saja dapat mengunjungi Masjid Nabawi, maka sholat sebanyak rakaat yang dia mampu dan sempat pun tidak apa-apa.
Tinggalkan komentar Anda disini
Email Anda tidak akan kami publish. Form bertanda * harus diisi