10 Keistimewaan Ibadah Umroh
Ibadah Umrah menjadi pilihan alternatif bagi mereka yang belum berkesempatan berhaji ke Tanah Suci. Terlebih bagi masyarakat Indonesia. Sistem kuota membuat antrean pergi haji cukup lama. Meski bukan yang utama, ibadah Umrah tak kalah istimewanya dengan Haji. Agar lebih memahami, berikut ulasan mengenai 10 keistimewaan ibadah Umroh.
1. Kaffaroh atau Penghapus Dosa
Allah SWT akan menghapus dosa-dosa kita di antara pelaksanaan Umroh yang satu dengan Umroh berikutnya. Sederhananya begini, bila 5 atau 10 tahun lalu kita sudah melaksanakan Umroh, selanjutnya tahun berkesempatan lagi untuk melakukan Umroh, maka dosa-dosa di antara kedua waktu Umroh tersebut akan diampuni Allah SWT.
2. Umrah adalah Jihad Bagi Para Wanita dan Orang Yang Lemah
Para ibu dan kaum wanita umumnya serta mereka yang lemah fisik pada masa Rasulullah SAW, tak bisa ikut berjihad atau berperang. Namun mereka masih mendapatkan fadillah pahala jihad dengan cara melaksanakan ibadah Umroh.
3. Jemaah Umroh adalah Tamu-Tamu Allah yang Doanya Dikabulkan
Ibadah Haji dan Umroh menjadi istimewa karena orang yang datang ke Tanah Suci untuk menunaikan ibadah tersebut adalah tamu Allah SWT. Begitulah biasa disebut dan memang Rasulullah SAW menyebutkannya demikian. Jemaah Haji dan Umroh adalah tamu undangan Allah SWT sehingga apa yang diminta sang tamu akan dikabulkan oleh-Nya. Ini adalah bentuk keistimewaan yang paling istimewa.
4. Wafat Saat Menjalankan Ibadah Umroh Pahalanya Dicatat Sampai Hari Kiamat
Keutamaan orang-orang yang wafat dalam perjalanan untuk melaksanakan ibadah Haji dan Umroh, serta keutamaan orang yang wafat dalam keadaan berihram (di tengah pelaksanaan ibadah Haji dan Umroh) adalah mendapatkan anugerah pahalanya dicatat sampai hari kiamat. Semuanya termabulkan jelas dalam hadits.
5. Ibadah Umroh Bisa Menghilangkan Kefakiran
Bila kita melihat saudara kita yang setelah pulang dari Haji atau Umroh maka terlihat kehidupannya semakin baik, rezekinya mengalir terus dan keluarganya bertambah berkah, itulah salah satu fadillah ibadah tersebut. Seluruh biaya yang digunakan untuk berangkat Haji dan Umroh akan diganti oleh Allah SWT dengan berlipat-lipat.
6. Fadillah Pahala Satu Kali Umroh Dengan Salat Dua Rakaat di Masjid Quba
Shalat di Masjid Quba memiliki keutamaan tersendiri. Menurut Hadits Nabi SAW yang diriwayatkan oleh Abu bin Sahl bin Hunaif RA, ia pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda: Barangsiapa bersuci di rumahnya, kemudian mendatangi Masjid Quba, lalu ia salat di dalamnya, maka baginya pahala seperti pahala Umroh . (HR. Tirmizi no. 298, Ibnu Majah no. 1401)
Masjid Quba ini terletak di luar kota Madinah. Jadi, mengingat fadillah salat di Masjid Quba yang sangat besar, maka bila kita sudah berada di Madinah dalam rangka menjalankan ibadah Umroh atau Haji, jangan sampai lupa melakukan salat di Masjid Quba.
7. Selama umroh bisa mendapatkan pahala sholat sangat luar biasa, hingga 100.000 kali
Rasulullah shalallahu alaihi wassalam bersabda : Shalat di masjidku, lebih utama seribu kali (dibandingkan) shalat di selainnya kecuali Masjidil Haram. Dan shalat di Masjidil haram lebih utama Seratus Ribu (dibandingkan) shalat di selainnya. (Hadits dishahihkan oleh Al-Mundziri dan Al-Bushoiry. Al-Albany berkata: Sanadnya shahih sesuai persyaratan Bukhori dan Muslim, Irwaul Ghalil, 4/146).
Ini sungguh luar biasa. Fadhilah (keutamaan) Sholat di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi merupakan bukti Allah SWT Maha Pemurah terhadap hambanya yang bersungguh sungguh mencari ridho dan ampunannya.
Kalau kita hitung secara matematika maka 1 kali sholat di Masjidil Haram setara dengan 54,5 tahun sholat di masjid lain (100.000 : (5�365 hari)). Nah bila kita berjamaah selama 5 kali sehari, dan selama ibadah umroh adalah 3 hari di Makkah, maka fadilah pahala sholat di Masjidil Haram tambah berlipat-lipat lagi. Ditambah lagi sholat sunnah yang juga kita kerjakan serta ditambah sholat fardlu dan sholat sunah yang kita kerjakan di Masjid Nabawi yang memiliki keistimewaan pahala 1000 kali sholat di masjid lain, maka sungguh sangat luar biasa fadillah dan keutamaanya. Maha suci Allah, Maha Agung dan Maha Pemurah.
8. Fadillah Umroh Ramadhan adalah Haji Bersama Rasulullah shalallahu alaihi wassalam
Siapa yang tidak ingin mendapat fadillah haji bersama Rasulullah shalallahu alaihi wassalam. Pasti semua kaum muslimin mengharapkan meraih fadillah tersebut. Caranya adalah melaksanakan ibadah umroh pada bulan Ramadhan.
Dari Ibnu abbas radhiallaahu anhu meriwayatkan bahwa Ummu Salaim radhiallaahu anhu pernah datang kepada Rasulullah shalallahu alaihi wassalam, dan berkata: Ya Rasulullah (suamiku) Abu Thalhah dan puteranya telah pergi menunaikan haji dan meninggalkan aku di rumah. Rasulullah shalallahu alaihi wassalam, menjawab Wahai Umu Sulaim, melakukan satu umroh di dalam bulan Ramadhan adalah sama ganjarannya dengan haji yang dilakukan bersamaku.
Umroh pada bulan Ramadhan itu bagaikan haji bersamaku (Nabi saw). (Shahih; Shahih Al-Jami hadits no. 4098).
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda kepada seorang wanita Anshar, Apa yang menghalangimu untuk ikut berhaji bersama kami? Ia menjawab, Kami tidak memiliki kendaraan kecuali dua ekor unta yang dipakai untuk mengairi tanaman. Bapak dan anaknya berangkat haji dengan satu ekor unta dan meninggalkan satu ekor lagi untuk kami yang digunakan untuk mengairi tanaman. Nabi shallallahu �alaihi wasallam bersabda, Apabila datang Ramadhan, berumrahlah. Karena sesungguhnya umrah di dalamnya menyamai ibadah haji. (Shahih; Shahih At-Targhib, 1117).
Itulah sebabnya mengapa pada bulan Ramadhan mereka berbondong-bondong menunaikan ibadah umroh. Suasana ibadah umroh sendiri di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi pada bulan Ramadhan layaknya musim haji. Ramai dan penuh sesak. Apalagi pada 10 hari terakhir Ramadhan.
Di Indonesia, saat ini untuk berangkat haji harus antri bertahun-tahun, bahkan hingga 15 tahun lebih. Begitupun yang sudah berhaji, dihimbau untuk tidak berhaji lagi (paket haji reguler) untuk memberi kesempatan porsi bagi mereka yang belum berangkat haji. Jadilah ada paket haji plus yang dikelola biro travel dengan biaya bisa tiga sampai empat kali lipat haji reguler.
Oleh karena itu mereka memilih untuk berangkat umroh Ramadhan, meskipun biayanya juga relatif mahal. Namun mereka berharap bisa meraih fadillah haji bersama Rasulullah, khususnya umroh pada 10 hari terakhir Ramadhan sekaligus berharap fadillah malam lailatul qadar.
9. Bisa Melakukan Badal Umroh Bagi Keluarga
Badal umroh atau mengumrohkan seseorang, khususnya orang tua atau keluarga, dibolehkan dengan syarat tertentu. Sebagian ulama berpendapat bahwa umroh hukumnya sunnah, sehingga tidak ada kewajiban bagi seseorang atau ahli waris untuk mengumrohkan orang tuanya yang sudah udzur atau meninggal dunia. Kecuali jika orang tuanya pernah berniat atau bernazar untuk melaksanakan umroh, maka anaknya (ahli warisnya) yang memiliki kemampuan harus menunaikan nazar kedua orang tuanya.
Hal tersebut didasarkan pada hadits-hadits tersebut di atas dan hadits berikut ini: Diriwayatkan dari Aisyah radhiallaahu anhu, dari Nabi shalallahu alaihi wassalam bersabda: Barangsiapa yang bernazar untuk mentaati Allah maka hendaknya ditaati (ditunaikan), dan barangsiapa bernazar untuk bermaksiat ke pada Allah maka janganlah la (tunaikan nazarnya) untuk berbuat maksiat. ( H R . al-Bukhari dan jamaah ahli Hadits).
Menurut sebagian ulama yang lain, seseorang boleh melakukan umroh untuk orang lain (badal umroh), baik orang yang dibadalkan itu masih hidup maupun sudah meninggal dunia. Mereka menganalogikannya dengan ibadah haji yang sama-sama ibadah badaniyyah maliyyah. Di antara dalilnya adalah sebagai berikut:
Seorang wanita mendatangi Rasulullah shalallahu alaihi wassalam lalu bertanya, Ibuku meninggal dunia dalam kondisi belum berhaji. Bolehkah aku berhaji untuknya? Rasul saw menjawab, Boleh. berhajilah untuknya! (HR at-Tirmidzi).
Dalam riwayat lain Abu Razin al-Uqayli juga mendatangi Rasul shalallahu alaihi wassalam seraya mengadukan kondisi ayahnya yang sudah tua yang tidak bisa berhaji dan berumrah. Rasulullah shalallahu alaihi wassalam berkata, Tunaikanlah haji dan umrah untuknya. (HR at-Tirmidzi).
Jadi ahli waris hendaknya melakukan badal umroh bagi orangtuanya, apabila dirinya sendiri sudah berumroh. Kedua, orangtuanya pernah berniat atau bernazar untuk melaksanakan ibadah umroh, dan ketiga, kondisi orang tuanya sudah meninggal dunia atau dalam keadaan sudah tua atau sakit sehingga tidak memungkinkan untuk berangkat umroh.
Ibadah umroh yang dilakukan ahli warisnya dengan membadalkan umroh orang tuanya, juga merupakan kegiatan birrul walidain. Yaitu bagian dalam etika Islam yang menunjukan kepada tindakan berbakti (berbuat baik) kepada kedua orang tua. Yang mana berbakti kepada orang tua ini hukumnya fardhu (wajib) ain bagi setiap Muslim, meskipun seandainya kedua orang tuanya adalah non muslim. Setiap muslim wajib mentaati setiap perintah dari keduanya selama perintah tersebut tidak bertentangan dengan perintah Allah SWT. Birrul walidain merupakan bentuk silaturahim yang paling utama.
10. Bisa memperoleh fadillah pahala umroh berkali-kali
Para jamaah umroh selama mukim di Madinah maupun Makkah, maka tidak ada kegiatan lain kecuali tiga hal. Yaitu, sholat berjamaah ke Masjid Nabawi atau Masjidil Haram, berzikir-berdoa-dan tadarus Al Qur an serta makan dan tidur. Kegiatan plusnya adalah jalan-jalan atau ziarah dan belanja he..he..
Dengan begitu sebenarnya banyak waktu luang bagi jamaah karena tidak ada kegiatan bekerja dan urusan keluarga sebagaimana di tanah air. Selain ibadah wajib, jamaah umroh bisa lebih bebas melakukan ibadah sunah, baik di malam hari maupun di waktu dhuha. Namun ada satu ibadah yang kadang sulit dilakukan di tanah air karena kesibukan pekerjaan, yaitu ibadah seusai sholat subuh hingga waktu matahari terbit tiba dengan dilanjutkan ibadah sholat dua rakaat.
Barang siapa shalat Shubuh berjamaah, kemudian duduk berzikir kepada Allah hingga matahari terbit, lalu shalat dua rakaat, maka ia mendapatkan pahala seperti pahala haji dan umrah secara sempurna, sempurna, sempurna. (Shahih; Shahih Al-Jami hadits no. 6346).
Barang siapa berjalan untuk shalat wajib berjamaah maka itu pahalanya seperti pahala orang yang berhaji dan ihram. Barang siapa berjalan untuk shalat sunnah maka itu seperti pahala umroh. (Hasan; Shahih Al-Jami� hadits no. 6556).
Barang siapa berjalan untuk shalat wajib dalam keadaan sudah suci (berwudhu di rumah), maka ia seperti mendapatkan pahala orang yang berhaji dan ihram�. (Shahih; HR Ahmad).
Nah apabila ibadah tersebut kita lakukan setiap hari selama 7-10 hari di Tanah Suci, sesuai paket umroh yang kita ikuti, berarti kita bisa meraih pahala umrah berkali-kali, tanpa melakukan ibadah umroh sendiri.
Demikian istimewanya ibadah umroh yang diberikan Allah SWT kepada umat islam. Mengapa kita masih berdiam diri tidak mau melakukannya padahal kita telah mampu? Bayangkan keuntungan dan keistimewaan yang diberikan Allah SWT kepada kita yang menunaikan umroh. Tidak ada yang dapat menilainya di dunia ini. Semoga dengan jelasnya ganjaran yang diterima bagi mereka yang menunaikan ibadah umroh, hati kita menjadi tergerak untuk menunaikannya, terutama bagi yang sudah mampu tetapi belum ada niatan untuk pergi.
Sumber: travel.dream.co.id
Tinggalkan komentar Anda disini
Email Anda tidak akan kami publish. Form bertanda * harus diisi